Para seniman Kota Depok menciptakan empat karya tari yang ditampilkan
secara spektakuler dalam Pagelaran tari memeriahkan hari ulang tahun
(HUT) ke-33 Sanggar tari Ayodya Pala di Gedung IX Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI), Kamis (4/7).
Empat karya tari tersebut adalah Tari Godeg Ayu (Depok) karya
Wulandari, Tari Goyang Ngamprok (Depok) karya Wahyu Kardinata Suroso,
Tari Pesta Panen (Kalimantan) Karya Wahyu Kardinata Suroso, dan Tari
Zapin Fitrah (Melayu) karya Yuli Fajar.
Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Shomad mengaku bangga dengan hasil
karya tari anak Depok tersebut. Menurut Idris karya ini merupakan
motivasi anak-anak Depok untuk melestarikan kesenian sesuai dengan hati
nurani dan kelembutan."Mudah-mudahan karya tari ini dapat meningkatkan
prestasi dan tidak menutup kemungkinan cipta tari budaya ini dapat
menjadi ciri khas Kota Depok."ujar Idris usai memotong tumpeng HUT
Ayodya Pala ke-33 pimpinan Dra.Budi Agustinah S.
Lebih lanjut Idris mengatakan untuk menjadikan karya tari tersebut
menjadi tarian khas Depok diperlukan persetujuan dari berbagai komunitas
seni tari, seperti sanggar tari dan pakar seni. Sehingga bisa
dipastikan dan disetujui menjadi tari khas Depok." Diperlukan perspektif
dari pemerintah dan bersinergi dengan DPRD."tandasnya.
Sementara
itu, Pimpinan Ayodya Pala Dra. Budi Agustinah mengatakan sudah 33 tahun
Ayodya Pala berkiprah dengan berbagai rintangan, baik suka dan duka
sehingga kini menjadi sanggar seni yang semakin kokoh dan solid. Upaya
pelestarian, pendidikan, dan pengembangan seni budaya tradisional yang
dilakukan ternyata mendapat dukungan dan sambutan positif dari
masyarakat. Terbukti saat ini ayodya pala mendapat kepercayaan dari
masyarakat dengan tampil diberbagai ivent nasional maupun
internasional."Semoga dengan semakin banyaknya kepercayaan serta
dukungan masyarakat, menjadi semangat baru ayodya pala untuk terus
berkarya."tandas Agustinah yang biasa disapa ibu Etin itu.
Salah satu pencipta Tari Godeg Ayu, Wulandari S.Sn menuturkan tari
Godeg Ayu merupakan tari kreasi yang berpijak dari kesenian topeng asli
Cisalak, Depok. Tarian tersebut menggambarkan dinamika kehidupan gadis
yang menginjak dewasa dengan kodratnya yang khas. Semuanya terpadu dalam
pribadi yang penuh harapan, cita-cita dan cinta yang tidak terlepas
dari konflik dilema tantangan yang menyelimuti kehidupannya."Hal itulah
yang menjadi isi sentral dalam karya tari ini yang ditata dalam suatu
bentuk susunan tari kelompok."katanya.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar