Sampah merupakan salah satu masalah terberat yang dihadapi Kota Depok.
Dan kami ingin membantu masyarakat menanggulangi permasalahan sampah,"
kata Iwan di Depok, Selasa (24/12/2013).
Ditambahkan dia, program
ini merupakan langkah nyata untuk mengelola sampah. Serta sebagai upaya
penambahan nilai ekonomis. Produksi sampah di Depok mencapai 900 ton
dari 11 kecamatan. Dan Pemkot Depok hanya mampu mengangkut sampah
separuhnya saja dari total yang diproduksi.
"Sisanya dibuang di jalanan dan sembarangan dimana saja misalnya ke sungai dan lahan kosong," tukasnya.
Isnarto,
pendiri Bank sampah mengatakan, BSD mulai didirikan tahun 2011.
Menurutnya, jika pemkot Depok menangani sampah secara serius maka tidak
akan ada sampah yang dibuang sembarangan.
Berdasarkan
Undang-undang No 18 tahun 2008 mengenai persampahan, sebagai penghasil
sampah maka Depok wajin mengelola sampah sendiri. "Karena itu, BSD
berusaha untuk mengedukasi dan menggerakkan masyarakat agar mampu
mengolah sampahnya sendiri dan tidak perlu dibuang ke TPA," katanya.
Saat
ini, BSD hanya mampu mencakup lima kecamatan di Depok. Total nasabah
BSD saat ini 4.500 orang. "Kami berharap tambahan sarana dan prasarana
yang diberikan bisa menambah kinerja pengelolaan sampah di Depok.
Sehingga aspirasi kami untuk membangun 2.000 bank sampah tahun 2014 bisa
tercapai," katanya.
Selain itu, pihaknya juga bercita-cita
mengembangkan wisata berbasis pengelolaan sampah, penghijauan dan
pertanian. Dia juga ingin mengembangkan berbagai industri kreatif yang
melibatkan warga sekitar. "Serta menyelenggarakan berbagai kursus
pengolahan sampah," tutupnya.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar