Derasnya arus globalisasi yang melanda
bangsa ini, membawa dampak yang besar terhadap keberadaan seni budaya
lokal. Kesenian Gong si Bolong yang sudah ditetapkan sebagai kesenian
asli Kota Depok oleh Dinas Pariwisata, sekarang sudah mulai ditinggalkan
penggemarnya. Pagelaran-pagelarannya sudah mulai “redup”, dan jika
pemerintah daerah tidak segera turun tangan secara serius, maka bukan
tidak mungkin Gong si Bolong akan tenggelam dan punah serta hanya bisa
jadi legenda saja.
Depok, seperti halnya dengan
kota/kabupaten lain juga memiliki alat musik tradisional dengan segala
pernak-perniknya. Gong si Bolong, adalah sebuah alat musik tradisional
yang berbentuk gong dan diakui sebagai alat kesenian asli Kota Depok.
Bagi penduduk Kelurahan Tanah Baru,
Beji, Gong si Bolong sudah tidak asing serta dianggap bernuansa magis
pada masa silam. Gong yang punya ciri lubang pada bagian tengahnya ini
dan berdiameter 10 sentimeter, bila dipukul akan menghasilkan bunyi yang
nyaring.
Buang Jayadi Pemimpin Sanggar Gong si
Bolong saat ditemui di kediamannya menceritakan, suara dari gong ini
dapat terdengar sampai ke rumahnya meski ia bersama rombongan sedang
mentas di tempat yang jauh. Keunikan dan keanehan gong tua tersebut oleh
masyarakat setempat diyakini memiliki kekuatan gaib serta dijadikan
alat pengiring pagelaran kesenian.
Menurutnya, kesenian Gong si Bolong
memadukan unsur etnik sunda dan betawi. Musik yang dimainkan kental
dengan nuansa sunda sedangkan nyanyiannya menggunakan bahasa betawi. “
Dahulu, budaya sunda masih banyak dipengaruhi oleh unsur betawi” ujar
kakek tiga orang cucu ini.
Lebih lanjut, alat musik Gong si Bolong
terdiri dari Gong, Gendang, Bende, Rebab, Terompet, Keromong, serta
Saron. Pemainnya dilakukan oleh 12 anggota. Tak hanya alunan musik,
sejak tahun 1965, kesenian tersebut seringkali digabungkan untuk
mengiringi pagelaran wayang kulit dan terdapat tari Tayub di bagian
pertengahan musik.
“Pagelaran kesenian Gong si Bolong waktu
itu, sering diundang untuk menghibur pada saat pesta hajatan khitanan,
lamaran atau perkawinan” kisahnya.
Namun sekarang, kesenian Gong si Bolong
sudah mulai kurang dilirik oleh masyarakat Kota Depok. Undangan pentas
pun sudah jarang dilakukannya. Bahkan, Buang mengaku sangat sulit untuk
mencari generasi penerus kesenian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar