Pada masa silam diyakini bahwa nenek moyang kucing adalah Miacis, binatang liar pada masa Eosen yang sosoknya mirip musang, kira-kira 50 juta tahun silam.
Catatan paling awal tentang usaha domestikasi kucing adalah sekitar
tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing digunakan untuk menjaga toko bahan
pangan dari serangan tikus. Namun, baru-baru ini dalam sebuah makan di
Shillourokambos, Siprus,
bertahun 7500 SM, ditemukan kerangka kucing yang dikuburkan bersama
manusia. Karena tikus bukanlah hewan asli Siprus, hal ini menunjukkan
bahwa paling tidak pada saat itu, telah terjadi usaha domestikasi
kucing. Kerangka kucing yang ditemukan di Siprus ini mirip dengan
spesies kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing rumahan saat ini.[7] [8].
Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya "situs"
berisikan 300.000 mumi kucing dalam keadaan masih utuh, yang menandakan
dahulu kucing memang suatu hewan yang spesial. Orang Mesir kuno
menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi Bast,
juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman untuk membunuh kucing
adalah mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti
halnya manusia.
Di abad pertengahan, kucing sering dianggap berasosiasi dengan penyihir
dan sering dibunuh dengan dibakar atau dilempar dari tempat tinggi.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa takhyul seperti inilah yang
menyebabkan wabah Black Death menyebar dengan cepat. Black Death diperkirakan merupakan sebuah wabah penyakit pes di Eropa pada abad ke-14. Cepatnya penyebaran wabah ini menyebabkan banyak orang waktu itu percaya bahwa setanlah yang menyebabkan penyakit tersebut. Pernyataan Paus
menyebutkan bahwa kucing yang berkeliaran dengan bebas telah bersekutu
dengan setan. Karena pernyataan ini, banyak kucing dibunuh di Eropa pada
saat itu. Penurunan jumlah populasi kucing menyebabkan meningkatnya
jumlah tikus, hewan pembawa penyakit pes yang sesungguhnya.
Saat ini, orang masih percaya bahwa kucing hitam adalah pembawa sial
sementara ada yang percaya bahwa kucing hitam justru membawa
keberuntungan. Kucing juga masih diasosiasikan dengan sihir. Kucing
hitam sering diasosiasikan dengan Halloween. Penganut wicca dan neopaganisme yang lain mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik, mampu berhubungan dengan dunia lain, dan dapat merasakan adanya roh jahat.
Di Asia, kucing termasuk ke dalam salah satu zodiak Vietnam. Namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa.
Menurut legenda, ketika Raja Langit mengadakan pesta untuk hewan yang
akan dipilih menjadi zodiak, ia mengutus tikus untuk mengundang
hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam
berbagai versi, tikus lupa untuk mengundang kucing, tikus menipu kucing
mengenai hari pesta, dan berbagai variasi lainnya. Pada akhirnya kucing
tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak,
sehingga memiliki dendam kesumat pada tikus.
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar[9] dan Abu Hurairah.[10]
Hukum menjual dan membeli kucing pun dalam syariat Islam adalah haram
hukumnya berdasarkan dalil hadits Nabi Muhammad dan kaidah fiqih
(al-qawa’id al-kulliyah). Dalil hadits Muhammad, diriwayatkan dari
sahabat Jabir bin Abdillah bahwasanya sang Nabi telah melarang memakan kucing dan melarang pula memakan harga kucing.[11]
Hadits Muhammad itu menjadi dalil haramnya memakan kucing dan
memperjual-belikan kucing. Jadi Umat Islam diharamkan untuk
memperdagangkan kucing sebagaimana mereka diharamkan memakan daging kucing
SUMBER
DEVI'S BLOG
Sabtu, 31 Mei 2014
Domestikasi Kucing
Seperti halnya hewan yang telah mengalami domestikasi (penjinakan), kucing hidup dalam hubungan mutualistik
dengan manusia. Tapi sejarah mutualisme ini jauh lebih pendek
dibandingkan dengan hewan domestikasi yang lain dan tingkat domestikasi
kucing juga masih diperdebatkan. Karena keuntungan yang diperoleh dari
adanya kucing, maka manusia membiarkan kucing liar berkeliaran di
pemukiman. Nenek moyang kucing rumahan tidak terlalu dekat dengan
pemiliknya, berbeda dengan hewan domestik yang lain. Sejarah inilah yang
mungkin menyebabkan tidak adanya ikatan yang kuat yang dimiliki kucing
pada pemiliknya. Akibatnya, kebanyakan pemilik kucing menganggap kucing
adalah hewan yang tidak terlalu peduli dan mandiri. Namun, kucing dapat
sangat dekat dengan pemiliknya, terutama jika ia dibesarkan sejak kecil
dan sering mendapatkan perhatian.
sumber
sumber
JENIS-JENIS KUCING PELIHARAAN
Ada banyak macam ras kucing, beberapa diantaranya:
- Manx
- Sebagian orang menyebutnya Rumpy. Ekornya pendek, Warna bulunya cokelat dan lavender. Sifatnya setia, ramah dan pintar.
- Maine Coon
- Asalnya dari Maine, AS, keturunan Angora dan American Shorthair. Sifatnya lucu, pemalu tapi mau, dan mudah akrab. Bulunya tipis, lembut, dan warnanya beragam.
- British Shorthair
- Dikembangkan di Inggris. Kucing ini kalem, lembut, hangat, dan pintar. Warna bulunya ada yang polos (putih,hitam,biru,merah dan krem), dwiwarna, hitam pekat, belang.
- Burmese (Burma)
- Kucing ini dibiakkan oleh Dr. Thompson (AS) dari kucing ratu wong mau (Burma) dan siam. Warna cokelat musang, warna lainnya biru, champagne, lifa, merah, cokelat, dan biru kura-kura. sifatnya periang dan lucu.
- Chinchilla longhair
- Inilah kucing persia paling anggun. Nenek moyangnya dari Inggris. Ras ini dibagi dalam dua macam, yaitu chinchilla warna cerah (sejati) dan yang agak gelap (perak gradasi).
- SUMBER
KARAKTERISTIK KUCING
Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies, kucing besar
biasanya kurang dari 100. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing
tidak begitu berbahaya bagi manusia. Satu-satunya bahaya yang dapat
timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies
akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing yang sangat
perih dan menyakitkan. Kucing dapat berakibat fatal bagi suatu ekosistem
yang bukan tempat tinggal alaminya. Pada beberapa kasus, kucing
berperan atau menyebabkan kepunahan. Kucing menyergap dan melumpuhkan
mangsa dengan cara yang mirip dengan singa dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan napas dengan merusak tenggorokan.
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar. Dalam penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan; berbeda dengan anjing peliharaan, yang sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran dan kadang dapat beradaptasi dengan diet vegetarian secara total.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat.
Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering terlibat banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada berbagai luka di bagian wajah, seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat perkelahian untuk melindungi anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan mempertahankan daerah kecilnya dengan gigih.
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk "pounce". Di Afrika Utara masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang kucing peliharaan saat ini.
Karena memiliki kekerabatan yang dekat dengan binatang gurun, ketahanan kucing terhadap panas dan dinginnya iklim daerah subtropis agak terbatas. Kucing tidak tahan terhadap kabut, hujan, dan salju, meskipun ada beberapa jenis seperti Norwegian Forest Cat dan Maine Coon yang mampu bertahan; dan berusaha mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air, kecuali jenis Turkish Van.
Masa kehamilan atau gestasi pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata mereka baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh induknya pada usia 6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur 10-15 bulan. Kucing dapat mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya memiliki bentuk yang khusus dengan 4 bagian yang berbeda.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kilogram dan jarang melebihi 10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat mencapai berat badan 23 kg. Tapi kondisi ini amat tidak sehat bagi kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36 tahun. Kucing peliharaan yang tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat hidup lebih lama (mengurangi risiko perkelahian dan kecelakaan). Kucing liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun atau bahkan kurang dari itu.
Kucing peliharaan yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.
Sering kali kucing menunjukkan perilaku memilih makanan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki organ pembau khusus di langit-langit mulutnya yang disebut sebagai organ vomeronasal atau organ Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu jenis makanan tertentu, kucing akan menolak makanan selain makanan itu.
Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Mereka memiliki Selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit. Meskipun demikian, penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang kucing. Suatu organ yang disebut tapetum lucidum digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan blitz. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang lemah.
Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya (vibrissae) untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing dapat mengetahui adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat.
Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans. Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi mata dan nampak ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup sebagian ketika kucing sedang sakit. Kadang kucing yang amat mengantuk atau gembira juga memperlihatkan membran ini.
Suara kucing sering ditulis "meong" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing ditulis "meow". Di negara Inggris sendiri, penulisannya adalah "miaow", "miaow" dalam bahasa Perancis, "miau" dalam bahasa Jerman, "nya" dalam bahasa Jepang dan berbagai penulisan lain dalam berbagai bahasa. Suara "meong" kucing memiliki berbagai arti tergantung pengucapannya oleh si kucing. Kucing juga dapat mengeluarkan suara seperti dengkuran panjang yang sering disukai manusia. Karena suara ini bukan merupakan suara vokal, maka kucing dapat mengeluarkan suara dengkuran dan mengeong pada saat yang sama.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti pada anjing, kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan. Jenis Scottish Fold adalah salah satu jenis kucing dengan mutasi genetik yang langka ini. Ketika marah atau takut, daun telinga kucing jenis ini akan tertekuk ke belakang sementara si kucing mengeluarkan suara menggeram atau mendesis. Ketika mendengarkan suatu suara, daun telinga kucing akan bergerak ke arah sumber suara; daun telinga kucing dapat mengarah ke depan, ke samping, bahkan seolah menoleh ke belakang.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari, dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak jarang dijumpai kucing yang tidur selama 20 jam dalam satu hari.
sumber
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar. Dalam penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan; berbeda dengan anjing peliharaan, yang sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran dan kadang dapat beradaptasi dengan diet vegetarian secara total.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat.
Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering terlibat banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada berbagai luka di bagian wajah, seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat perkelahian untuk melindungi anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan mempertahankan daerah kecilnya dengan gigih.
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk "pounce". Di Afrika Utara masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang kucing peliharaan saat ini.
Karena memiliki kekerabatan yang dekat dengan binatang gurun, ketahanan kucing terhadap panas dan dinginnya iklim daerah subtropis agak terbatas. Kucing tidak tahan terhadap kabut, hujan, dan salju, meskipun ada beberapa jenis seperti Norwegian Forest Cat dan Maine Coon yang mampu bertahan; dan berusaha mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air, kecuali jenis Turkish Van.
Masa kehamilan atau gestasi pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata mereka baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh induknya pada usia 6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur 10-15 bulan. Kucing dapat mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya memiliki bentuk yang khusus dengan 4 bagian yang berbeda.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kilogram dan jarang melebihi 10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat mencapai berat badan 23 kg. Tapi kondisi ini amat tidak sehat bagi kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36 tahun. Kucing peliharaan yang tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat hidup lebih lama (mengurangi risiko perkelahian dan kecelakaan). Kucing liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun atau bahkan kurang dari itu.
Kucing peliharaan yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini untuk menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.
Sering kali kucing menunjukkan perilaku memilih makanan. Hal ini dikarenakan mereka memiliki organ pembau khusus di langit-langit mulutnya yang disebut sebagai organ vomeronasal atau organ Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu jenis makanan tertentu, kucing akan menolak makanan selain makanan itu.
Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Mereka memiliki Selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit. Meskipun demikian, penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang kucing. Suatu organ yang disebut tapetum lucidum digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan blitz. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang lemah.
Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya (vibrissae) untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing dapat mengetahui adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat.
Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans. Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi mata dan nampak ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup sebagian ketika kucing sedang sakit. Kadang kucing yang amat mengantuk atau gembira juga memperlihatkan membran ini.
Suara kucing sering ditulis "meong" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing ditulis "meow". Di negara Inggris sendiri, penulisannya adalah "miaow", "miaow" dalam bahasa Perancis, "miau" dalam bahasa Jerman, "nya" dalam bahasa Jepang dan berbagai penulisan lain dalam berbagai bahasa. Suara "meong" kucing memiliki berbagai arti tergantung pengucapannya oleh si kucing. Kucing juga dapat mengeluarkan suara seperti dengkuran panjang yang sering disukai manusia. Karena suara ini bukan merupakan suara vokal, maka kucing dapat mengeluarkan suara dengkuran dan mengeong pada saat yang sama.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti pada anjing, kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan. Jenis Scottish Fold adalah salah satu jenis kucing dengan mutasi genetik yang langka ini. Ketika marah atau takut, daun telinga kucing jenis ini akan tertekuk ke belakang sementara si kucing mengeluarkan suara menggeram atau mendesis. Ketika mendengarkan suatu suara, daun telinga kucing akan bergerak ke arah sumber suara; daun telinga kucing dapat mengarah ke depan, ke samping, bahkan seolah menoleh ke belakang.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari, dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak jarang dijumpai kucing yang tidur selama 20 jam dalam satu hari.
sumber
KUCING
Kucing (nama ilmiah: Felis silvestris catus) adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan,[3] tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan.
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus.[4] Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.[5]
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia.[6] Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, dan sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
sumber
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus.[4] Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.[5]
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia.[6] Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, dan sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
sumber
KEUNGGULAN KULIAH DI LP3I
lp3i memiliki banyak keunggulan dibandingkan kampus lain, diantaranya :
- Pelopor Pendidikan Link & Match di Indonesia
- Ilmu yang diberikan Practical Knowledge, Life Skill, Attitude sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
- Memiliki jaringan 47 kampus yang tersebar di seluruh Indonesia.
- Kuliah singkat dan aplikatif (2 s.d 3 Tahun).
- Jaringan Relasi Perusahaan yang cukup luas dan telah dibina sejak 1989.
- Tersedia Program Penempatan Magang & Kerja.
- Dosen Praktisi dan Akademis.
- Peserta dalam 1 kelas maksimal 25 orang.
- Dapat melanjutkan kuliah kejenjang yang lebih tinggi (S1), baik didalam maupun diluar negeri.
- Jadi sarjana dengan pengalaman kerja 2 tahun.
- Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Asing (• MDIS, Singapore, • OUM, Malaysia, • KLIUC, Malaysia, • KBIT, Australia)
- Pengantar kuliah Bahasa Inggris pada semester IV.
- Tersedia waktu kuliah pada hari Sabtu – Minggu (Kelas Extensi).
- Biaya kuliah sudah termasuk semua kebutuhan kuliah dan bisa diangsur.
- Disiplin kuliah yang ketat, kampus bebas narkoba dan diberikan menthoring agama.
- Memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa yang variatif.
Kantor Cabang LP3I Seluruh Indonesia :
LP3I Kampus Kramat | ||||||||||||||
GD. Sentra Kramat - JL. Kramat Raya No 7/9 Jakarta Pusat | ||||||||||||||
Telp. 021-3101662 Fax. 021-3912661 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Pasar Minggu | ||||||||||||||
Jl. Raya Pasar Minggu - Jakarta Selatan | ||||||||||||||
Telp. 021-7801240 Fax. 021-7801967 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Cimone | ||||||||||||||
Ready Sentra Cimone Jl. Gatot Subroto Km.2.5 No.1-2 Tangerang. Telp. 021- 55795801 | ||||||||||||||
Telp. (021) 5524175 Fax. (021) 55795802 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bali | ||||||||||||||
Jl. PB. Sudirman No. 7X - Denpasar Bali | ||||||||||||||
Telp. 0361-264702/3 Fax. 0361-247848 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Langsa | ||||||||||||||
Kp. Meutia Jl. Iskandar Sani No. 10-11 - Langsa Kota, Langsa, NAD | ||||||||||||||
Telp. 0641-22312 Fax. 0641-22832 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Medan BC | ||||||||||||||
Jl. Gajah Mada No. 15 M - Medan | ||||||||||||||
Telp. 061-4573885 Fax. 061-4159968 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Surabaya | ||||||||||||||
Jl. Manyar No. 43 A Surabaya 60284 | ||||||||||||||
Telp. 031-5937020/22 Fax. 031-5937004 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Makassar | ||||||||||||||
Jl. Urip Sumoharjo No. 78 Makassar | ||||||||||||||
Telp. 0411-459271 Fax. 0411-424301 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bekasi | ||||||||||||||
Grand Mall Blok A 1 dan 2 Jl. Jend. Sudirman Bekasi | ||||||||||||||
Telp. 021-88954722/23 Fax. 021-88954731 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Pondok Gede | ||||||||||||||
Jl. Raya Hankam No. 39 Pondok Gede - Bekasi | ||||||||||||||
Telp. 021-8485044 Fax. 021-84993655 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Banda Aceh | ||||||||||||||
Jl. Hotel Sultan No. 36-38 Peunayong | ||||||||||||||
Telp. 0651-31308 Fax. | ||||||||||||||
LP3I Kampus Pekanbaru | ||||||||||||||
Jl. Jend. Sudirman No 174 B-F Tangkerang Pekanbaru | ||||||||||||||
Telp. 0761-25573 Fax. 0761-33691 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Malang | ||||||||||||||
Jl. Soekarno Hatta 40 Malang | ||||||||||||||
Telp. 0341-411250 / 4 Fax. 0341-415578 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Balikpapan | ||||||||||||||
jl.A.Yani 406 Balikpapan | ||||||||||||||
Telp. 0542 731153 Fax. 0542 412248 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Mataram | ||||||||||||||
Jl. AA Gde Ngurah No. 234 Cakranegara Mataram Telp.0370-631889 | ||||||||||||||
Telp. 0370631889 Fax. 0370631889 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Cilegon | ||||||||||||||
Komplek Bonakarta Festival Blok B-C Jl. Sultan Ageng Tirtayasa No. 49 Cilegon Banten | ||||||||||||||
Telp. 0254 377 234 Fax. 0254 377345 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Banjarmasin | ||||||||||||||
Jl. Soetoyo. S. No 197- banjarmasin | ||||||||||||||
Telp. 0511 - 4417 148 Fax. 0511 4417 151 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Tasikmalaya | ||||||||||||||
Jl. Pasar Kulon No 7/3 Tasikmalaya (komplek Mayasari Plaza) | ||||||||||||||
Telp. 0265-311766 Fax. 0265-311768 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bogor | ||||||||||||||
Jalan Pajajaran No 88 A Villa Indah Pajajaran Bogor | ||||||||||||||
Telp. 0251-8341300 Fax. 0251-8378456 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Jakarta Utara | ||||||||||||||
Jln Deli No 33 Koja-Jakarta Utara | ||||||||||||||
Telp. 021-43901162 Fax. 021-43901162 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bintan | ||||||||||||||
Jl. Ahmad Yani No. 14 Tanjungpinang | ||||||||||||||
Telp. (0771)318108/09 Fax. (0771)318107 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Tomang-Caringin | ||||||||||||||
Jln. Kyai Caringin Blok A No. 10 Cideng Jakarta Pusat | ||||||||||||||
Telp. 021 385 1140 Fax. 021 380 8696 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Sidoarjo | ||||||||||||||
Jl. Diponegoro 143 Sidoarjo | ||||||||||||||
Telp. 031-8959099 Fax. 031-8941627 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Belitung | ||||||||||||||
Jl. Raya Gantung, Manggar, Belitung Timur | ||||||||||||||
Telp. (0719) 91744 Fax. (0719) 91743 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Cikarang | ||||||||||||||
Jl. Industri No. 18A dan 57 Cikarang Bekasi | ||||||||||||||
Telp. 021 8901711 / 8 Fax. 021 8901801 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Semarang | ||||||||||||||
Jl. Indraprasta 92 Semarang | ||||||||||||||
Telp. [024] 355 6603 Fax. [024] 356 0971 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Karang Tengah | ||||||||||||||
Jl. Raden Saleh No. 2 Karang Tengah Ciledug - Tangerang | ||||||||||||||
Telp. (021) 7345 6440 Fax. (021) 732 4369 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Sumber Arta | ||||||||||||||
Jl. KH. Noer Ali No. 6 A-B Sumber Arta, Kalimalang. Bekasi 17139 | ||||||||||||||
Telp. 021 846 3838 Fax. 021-8690 4013 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Depok | ||||||||||||||
Jl. Margonda Raya 250 B-D Depok Jawa Barat | ||||||||||||||
Telp. 021-7764274 , 7 Fax. 021-77205619 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Sukabumi | ||||||||||||||
Jl.Gudang No.9 Kota Sukabumi, Jawa Barat | ||||||||||||||
Telp. (0266)6250455 Fax. (0266)235717 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Tegal | ||||||||||||||
Jl. A.R Hakim no.71 Tegal Telp.(0283) 353800 | ||||||||||||||
Telp. (0283) 353800 Fax. 0283 325013 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Metropolis | ||||||||||||||
Graha Sudirman ( By Pass ) No. 1-3 Jln. Jend. Sudirman Kota - Tangerang | ||||||||||||||
Telp. (021) 5518672 Fax. (021) 55736281 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Petukangan | ||||||||||||||
Jl. Ciledug Raya No. 5 Petukangan Utara Ciledug | ||||||||||||||
Telp. 021-5861203 Fax. 021-5861204 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bengkulu | ||||||||||||||
Jl.M.T.Haryono.No.21 - 23 BengkuluTelp.0736 -22879 fax 0736 - 347987. | ||||||||||||||
Telp. 0736-22879 Fax. 0736-342482 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Purbalingga | ||||||||||||||
Telp. Fax. | ||||||||||||||
LP3I Kampus Batam | ||||||||||||||
Komp. Ruko Nagoya Central Blok A. Jl. Imam Bonjol No. 10-12. | ||||||||||||||
Telp. (0778) 457-704 Fax. (0778) 458714 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Bandar Lampung | ||||||||||||||
Jl. Gajah Mada No. 9A-B Bandar Lampung | ||||||||||||||
Telp. 0721-7406007 Fax. 0721-250453 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Cirebon | ||||||||||||||
Jl.Tuparev No. 73 | ||||||||||||||
Telp. (0231) 220 866 Fax. | ||||||||||||||
LP3I Kampus Kendari | ||||||||||||||
Jl. MT. Haryono No. 119-123 Wua-Wua Kendari | ||||||||||||||
Telp. 0401392239 Fax. 0401393227 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Blok M | ||||||||||||||
Jl. Falatehan Raya No. 2 (Depan Masjid Peruri) Jakarta Selatan | ||||||||||||||
Telp. 021-72788209 Fax. 021-72788208 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Medan TC | ||||||||||||||
Jl. H. Adam Malik No 191 Glugur By Pass Medan | ||||||||||||||
Telp. 061 - 6620600 / Fax. 061 - 6614005 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Samarinda | ||||||||||||||
Jl. A. Yani - Ruko Mitra Ma 8 No.32-33 Samarinda | ||||||||||||||
Telp. 770975 770912 Fax. 0541-770987 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Tanjung Pandan | ||||||||||||||
Jl.Sriwijaya, Samping Kantor Pertanahan Tg.Pandan | ||||||||||||||
Telp. (0719) 24325 Fax. (0719)22583 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Palembang | ||||||||||||||
Jl. Jend. Sudirman No. 7 KM. 3,5 Palembang | ||||||||||||||
Telp. 0711-367141 Fax. 0711-367141 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Padang | ||||||||||||||
Jl. Ratulangi No.20B Padang | ||||||||||||||
Telp. (0751) 327-55 Fax. | ||||||||||||||
LP3I Kampus Ciputat | ||||||||||||||
Jl.Legoso Raya No 30 Pisangan Ciputat Tangerang | ||||||||||||||
Telp. 021-7418628 Fax. 021-7418628 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Pulogadung | ||||||||||||||
Jl. Raya Bekasi Km 21 PTC Blok VIII B 31- 32 | ||||||||||||||
Telp. 021 - 46834406 Fax. | ||||||||||||||
LP3I Kampus Politeknik LP3I Bandung | ||||||||||||||
Jl. Pahlawan No 59 Bandung | ||||||||||||||
Telp. 022-2506500 Fax. 022-2512564 | ||||||||||||||
LP3I Kampus Purwakarta | ||||||||||||||
Jl. Sadang Purwakarta No.77 | ||||||||||||||
Telp. 0264-8225381 Fax. 0264-8225382 | ||||||||||||||
SUMBER | ||||||||||||||
Langganan:
Postingan (Atom)